PERENCANAAN
EVALUASI PROYEK AGRIBISNIS
ANALISIS
PROYEK KELAYAKAN USAHA JUS BUAH
DISUSUN
OLEH :
JENETE
PRISKILA MANGNGI
NM (1205315059)
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
UDAYANA
2014 / 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta
bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia
baik secara makro maupun mikro. Krisis ini menyebabkan sektor industri dan jasa
mengalami penurunan yang cukup tajam. Namun di pihak lain justru sektor
pertanian masih tetap eksis. Hal ini berarti bahwa perekonomian Indonesia tidak
dapat sepenuhnya tergatung pada sektor industri dan jasa saja, tetapi juga
harus tergantung dari sektor pertanian. Oleh karena itu semestinya para
pengambil kebijakan baik dari tingkat pusat, provinsi sampai ke tingkat
kabupaten dalam pembangunan ekonomi di wilayahnya masing-masing perlu
memberikan prioritas pada sektor pertanian. Sektor ini terbukti mampu
meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja,
meningkatkan perolehan devisa, dan mampu mendorong munculnya industri yang lain
(Soekartawi, 2000). Peranan sektor
pertanian tidak diragukan lagi karena sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan
pokok, sandang, papan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar
penduduk, memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional, dan sebagai
penghasil komoditi ekspor. Sektor pertanian uga dapat dijadikan basis dalam
pengembangan kegiatan ekonomi pedesaan sehingga pendapatan masyarakat dapat
meningkat melalui pengembangan usaha yang berbasis pertanian yaitu agrobisnis
dan agroindustri.
Salah satu
perusahaan yang memiliki laporan keuangan dengan menggunakan kalkulasi biaya
proses adalah Bali Fruit Garden yang memiliki usaha aneka jus yang berlokasi di
Jl. Hayam Wuruk
No.168, Denpasar. Berikut ini
adalah laporan analisis kelayakan
perusahaan , analisis keuangan beserta Break Even Point perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka rumusan
masalah laporan ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana
gambaran umum perusahaan Bali Fruit Garden?
2.
Bagaimana
pengkajian dan pencacahan antara biaya bahan langsung, biaya overhead, dan
biaya tenaga kerja?
3.
Berapa
besar Break Even Point yang dihasilkan perusahan Bali Fruit Garden dalam 1 bulan tahun?
4. Apakah
perusahaan Bali Fruit Garden layak untuk diusahakan ditinjau dari
aspek financial dan aspek ekonomi.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah yang
diangkat pada makalah, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui gambaran umum perusahaan Bali Fruit Garden.
2.
Untuk
mengetahui pengkajian dan pencacahan antara biaya bahan langsung, biaya
overhead, dan biaya tenaga kerja.
3.
Untuk
mengetahui besar Break Even Point yang dihasilkan perusahan Bali Fruit Garden
dalam 1 bulan
4. Untuk
mengetahui apakah perusahaan Bali Fruit Garden layak untuk diusahakan ditinjau
dari aspek financial dan aspek ekonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian evaluasi proyek
Pengertian
ProyekSuatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan
hasil (returns) diwaktu yang akan datang, yang direncanakan, dibiayai dan
dilaksanakan sebagai salah satu unit dimana biaya maupun hasilnya dapat diukur.
Proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2
(dua) tujuan yaitu :
Komersil
Bertujuan
komersil (mendapat untung) langsung dalam bentuk uang, ialah kegiatan dibidang
produksi misalnya pertanian, perkebunan, industri dan sebagainya.
Tidak Komersil
Tidak komersil ialah kegiatan dibidang kepentingan
umum seperti pengadaan prasarana fisik seperti Waduk, Jalan, dan sebagainya.Evaluasi
Proyek Bertujuan untuk memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber
yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, sehingga diperlukan sekali
adanya pemilihan antara berbagai macam proyek.
Evaluasi proyek menekankan pada 2 (dua) macam
analisis yaitu :
Analisis Finansil
- Apabila proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya didalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek.Dalam analisis ini sangat diperhatikan hasil untuk modal saham (Equity Capital) yang ditanam dalam proyek yaitu hasil yang harus diterima oleh para petani, pengusaha swasta, badan usaha pemerintah atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansil ini sering disebut "PRIVATE RETURNS"
Analisis Ekonomis
- Dimana proyek dilihat dari segi perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisa ekonomi yang diperhatikan ialah hasil keseluruhan berupa produktivitas atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat, atau perekonomian secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil dari proyek tersebut. Hasil ekonomi ini disebut "The Social Returns" atau "The Economic Returns".
Beberapa unsur yang berlainan penilaiannya dalam
kedua macam analisis tersebut ialah :
Harga
- Dalam analisa finansil selalu dipakai harga pasar (market price), sedangkan dalam analisis ekonomis digunakan harga bayangan (shadow price) atau disebut juga "accounting prices" yang menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomis yang sesungguhnya (the true social of economic value) daripada unsur-unsur biaya maupun hasil/manfaat Pembayaran Transfer
Pajak
- Dalam analisa ekonomis, pajak tidak dikurangi dalam perhitungan benefit daripada proyek. Pajak adalah bagian daripada hasil bersih proyek yang diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan bagi masyarakat sebagai keseluruhan, karenanya tidak dianggap biaya.
Subsidi
- Subsidi sesungguhnya adalah suatu transfer payment dari masyarakat kepada proyek sehingga dalam analisa :
- Finansil : mengurangi biaya proyek, jadi menambah
benefit.
- Ekonomis : harga pasar harus disesuaikan untuk
menghilangkan efek dari subsidi. Jika subsidi menurunkan harga barang input,
maka besarnya subsidi harus ditambahkan pada harga barang input tersebut.
Bunga
Analisis Ekonomi
Bunga modal tidak dipisahkan/dikurangi dari hasil
bruto. Kecuali Social opportunity Cost of Capital (OCC) dari investasi tersebut
dianggap terdiri dari arus pelunasan hutang + bunganya maka diperhitungkan
sebagai biaya (dikurangkan dari hasil bruto)
Analisis
Finansil
Bunga yang dibayarkan kepada orang-orang luar yang
meminjamkan kepada proyek dan dianggap cost sehingga dikurangkan dari hasil
bruto sebelum diperoleh arus benefit.
Bunga tidak dianggap sebagai biaya, karena bunga
merupakan bagian dari financial returns yang diterima modal proyek.
Pengaruh Inflasi
terhadap Benefit dan Biaya
Laju inflasi akan menyebabkan semakin besarnya
ukuran benefits yang dinyatakan dalam uang atas harga dasar yang berlaku,
dipihak lain terjadi pula dalam biaya. Pada hal tujuan dasar dari evaluasi
proyek ialah menentukan bagaimana cara menggunakan sumber-sumber yang ada demi
memaksimumkan kenikmatan masyarakat terhadap barang dan jasa yang riil dalam
waktu mendatang. Jadi baik arus benefit maupun biaya hendaknya diukur atas
dasar tingkat harga umum yang berlaku tetap pada waktu diambil keputusan tentang
dilaksanakannya proyek. Cuma seberapa jauh diduga bahwa perkembangan harga pada
unsur benefit atau biaya tertentu akan menyimpang dari laju kenaikan harga
umum, sehingga pengukuran terhadap unsur-unsur tersebut hendaknya
memperhitungkan penyimpangan tersebut.
Kriteria
Investasi
Untuk mendapatkan gambaran-gambaran yang rasional
dari sesuatu proyek untuk diputuskan dapat atau tidaknya dibiayai dalam
program, telah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-indeks tersebut
disebut Kriteria Investasi.
Jenis kriteria investasi tersebut adalah :
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Profitability Ratio (PR = PV’/K)
2.2. Karakteristik Biaya Pesanan
Karakteristik
Biaya Pesanan
-
Sifat proses produksi yang dilakukan
terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima.
-
Spesifikasi dan bentuk produk tergantung
pada pemesan.
-
Pencatatan biaya produksi masing-masing
pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk
masing-masing pesanan.
-
Total biaya produksi untuk setiap elemen
biaya dikalkulasi setelah pesanan selesai.
-
Biaya per-unit dihitung, dengan membagi
total biaya produksi yang terdiri dari: bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead dibebankan dengan total unit yang dipesan.
-
Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan
biaya normal.
-
Produk yang sudah selesai dapat disimpan
di gudang atau langsung diserahkan pada pemesan
2.3 Break Event Point
BEP adalah suatu tehnik analisa
untukmempelajari hubungan biaya tetap, biaya variabel, laba dan volume kegiatan
penjualan. Menurut
Sutrisno ( 2000 : 216 ) BEP adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut
perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.
Ditinjau dari Segi Kuantitas Produksi,
BEP adalah analisa yang digunakan untuk menentukan berapa jumlah produk (
Rupiah atau unit keluaran ) yang dihasilkan agar perusahaan tidak rugi dan
tidak untung.
Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
·
Jumlah penjualan minimal
yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
·
Jumlah penjualan yang harus
dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
·
Seberapa jauhkah
berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
· Untuk mengetahui bagaimana
efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang
diperoleh.
BAB
III
METODELOGI
PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada Bali Fruit Garden yang beralamat di jalan Hayam Wuruk
168 Denpasar .
b.
Waktu
penelitian:
Dilakukan
pada hari Minggu, 28 MEI 2014 bersama pemilik usaha Bali Fruit Garden.
3.2.
Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data menurut sifatnya
1) Data Kuantitatif yaitu :
Data
berbentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung jumlahnya.
2) Data Kualitatif yaitu :
Data yang bersifat keterangan
yang dapat memberikan gambaran terhadap permasalahan yang dibahas dalam
penelitian, meliputi sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.
Jenis data
menurut sumbernya
1) Data Primer yaitu :
Data yang diperoleh langsung
dari sumber yang diamati, dicatat untuk pertama kalinya oleh penulis dari
narasumber langung atau pemilik usaha.
2) Data Sekunder yaitu :
Data yang diperoleh dari media
atau jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter.
3.3. Metode
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu :
a. Observasi adalah :
Cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti.
b. Wawancara adalah :
Cara pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan manajer perusahaan mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan usaha jus di perusahaan tersebut.
3.4.
Metode Penentuan Sampel
Adapun yang menjadi sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pemilik
dari usaha jus
3.5. Metode Analisis Data
Data yang
diperoleh dalam penelitian ini ditabulasikan dan dianalisa secara:
3.5.1 Analisa dengan menggunakan R/C (Return
cost rtio), untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usaha jusdengan rumus:
A = R/C
R = Py.Y
C = FC+VC
a = {(Py.Y)/(FC+VC)}
Keterangan:
A = nilai R/C
R = penerimaan
C = biaya
Py = harga
output
Y = output
FC = biaya tetap
(fixed cost)
VC = biaya
variabel (variable cost)
Krieria:
v Apabila R/C ratio > 1, berarti usaha
tersebut menguntungkan untuk diusahakan.
v Apabila R/C ratio
1, berarti usaha
tersebut belum mendapatkan keuntungan dan perlu adanya pembenahan.
3.5.2 Kalkulasi Biaya Pesanan
Kalkulasi biaya pesanan dicari
dengan Kartu Biaya Pesanan, Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Harga Pokok
Penjualan, Laporan Laba Rugi Perusahaan, serta Ayat Jurnal Perusahaan.
3.5.3 Analisis Titik Impas (BEP)
Break Even Point merupakan suatu
keadaan dimana antara penjualan sama dengan biaya yang disebut juga Analisis Titik Pulang
Pokok, Cost Profit Volume and Analysis (CPVA). TR = TC Suatu kondisi dimana
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak pula menderita rugi dikeluarkan
dalam proses produksi.
Cara
menghitung BEP:
BEPRUPIAH =
BEPUNIT =
Keterangan:
TFC = Total Biaya Tetap
TVC = Total Biaya Variabel
Kriteria
penilaian BEP: “Apabila
produksi lebih dari titik impas maka usaha tersebut akan memperoleh keuntungan.
Begitu pula sebaliknya bila kurang dari titik impas maka usaha tersebut akan
merugi.”
3.5.4 Analisis Biaya dan Pendapatan
Analisis Biaya dan Pendapatan
merupakan sutu perhitungan yang mencari jumlah biaya total dan penerimaan total
yang diperoleh oleh perusahaan. Mencari biaya total dapat dilakukan
dengan cara:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC :
Total Cost (Biaya Total)
TFC :
Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
TVC :
Total Variable Cost (Biaya Variabel Total)
Sedangkan dalam mencari nilai penerimaan
total perusahaan dapat dicari dengan rumus:
TR = PxQ
Keterangan:
TR : Total Revenue (Penerimaan
Total)
P :
Price per Unit (Harga per unit)
Q :
Quantity (Jumlah Produksi)
Selain penerimaan dan biaya, ada juga laba atau
keuntungan atau penerimaan bersih. Cara mencarinya yaitu:
∏ = TR – TC
Keterangan:
∏ : Laba
TR :
Total Revenue (Penerimaan Total)
TC :
Total Cost (Biaya Total)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Perusahaan yang akan dibahas dalam
tulisan ini adalah Bali Fruit Garden . Berikut adalah gambaran umum perusahaan.
Nama Perusahaan : Bali
Fruit Garden
Alamat Usaha : Jl. Hayam Wuruk
No.168, Denpasar
Nama Pemilik : I Made Sumertana
Jenis Usaha : Jus Sirsak,
Mangga, dan Edamame
Tahun Pendirian : 26
Oktober 2005
Deskripsi
Singkat:
Bali Fruit Garden adalah usaha
agribisnis yang menjual Aneka Jus seperti Jus Mangga, Sirsak, serta Edamame yang beralamat di jalan Hayam
Wuruk 168 Denpasar . Usaha ini berdiri sejak tahun 26 oktober 2005 yang
didirikan oleh pak Made Sumertana.
Terbentuknya Bali Fruit Garden ini
berawal dari hobi sang pemilik yang sering menanam tanaman di
lingkungan rumah selain itu adanya keinginan untuk membangun suatu usaha
agribisnis. Sehingga
beliau membuka usaha menjual buah sirsak, mangga, serta edamame dalam bentuk olahan jus. Jus mangga, sirsak,
dan edamame ini sangat diminati oleh
semua orang terutama kalangan orang tua karena khasiat dan kombinasi yang
diberikan sangat diminati oleh konsumen yang datang ke lokasi penjualan yaitu
di Bali Fruit Garden.
4.2 Biaya Produk
Biaya dikelompokkan
ke dalam 2 kategori fungsional utama : produksi dan nonproduksi. Biaya produksi
adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya
nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan,
pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum.
Biaya pemasaran, distribusi, dan
layanan pelanggan kadangkala ditempatkan dalam satu kategori umum yang disebut
biaya penjualan. Biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan
dalam kategori kedua yang disebut biaya administrasi. Untuk barang berwujud,
biaya produksi dan nonproduksi sering disebut biaya manufaktur dan
nonmanufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Hanya ketiga unsur inilah yang
dapat dibebankan ke produk untuk pelaporan keuangan eksternal.
Maka,
adapun pengelompokkan biaya Aneka Jus di Bali Fruit Garden adalah sebagai
berikut yang di hitung per bualan:
1.
Tabel Biaya bahan langsung :
No
|
Bahan Produksi
|
Unit/tahun
|
Harga Satuan
|
Total
|
||
|
|
|
Kg
|
Pak
|
Galon
|
|
1
|
Mangga
|
540
|
15.000,00
|
|
|
8.100.000
|
2
|
Sirsak
|
540
|
12.000,00
|
|
|
6.480.000
|
3
|
Edamame
|
240
|
|
23.000,00
|
|
5.520.000
|
4
|
Es Krim
|
48
|
|
20.000,00
|
|
960.000
|
5
|
Air Mineral
|
60
|
|
|
15.000,00
|
900.000
|
6
|
Gula
|
96
|
6.000,00
|
|
|
576.000
|
7
|
Es Batu
|
72
|
1.000,00
|
|
|
72.000
|
8
|
Sedotan
|
6000
|
|
500,00
|
|
300.000
|
|
TOTAL
|
|
|
|
|
22.908.000
|
*) Adapun jumlah
biaya yang ada dalam tabel di atas dapat diakumulasikan ke dalam biaya bahan baku selama 1 periode produksi
berjalan. Dimana perhitungan biaya bahan baku
dilakukan selama kurun waktu 1 bulan sekali. Dapat dilihat bahwa total
biaya bahan baku sebesar Rp 2.134.000,00.
2.
Tabel
Biaya Overhead :
No
|
Ket
|
Jumlah
|
Umur
|
Umur
|
Harga
|
Biaya
|
||
|
|
|
Ekonomis(th)
|
Pemakaian (th)
|
Beli
|
Jual
|
Penyusutan (Rp/th)
|
Overhead (Rp/Bln)
|
1
|
Blender
|
1
|
10
|
2
|
1.500.000,00
|
500.000,00
|
100.000,00
|
8.333,33
|
2
|
Meja
|
4
|
10
|
2
|
5.000.000,00
|
2.000.000,00
|
300.000,00
|
25.000,00
|
3
|
Kursi
|
12
|
10
|
2
|
2.500.000,00
|
1.000.000,00
|
150.000,00
|
12.500,00
|
4
|
Pisau
|
1
|
5
|
2
|
20.000,00
|
0
|
4.000,00
|
333,33
|
5
|
Gelas
|
20
|
10
|
2
|
400.000,00
|
100.000,00
|
30.000,00
|
2.500,00
|
6
|
Sendok
|
10
|
15
|
2
|
100.000,00
|
20.000,00
|
8.000,00
|
666,67
|
7
|
Biaya listrik
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
75.000,00
|
8
|
Biaya air
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
60.000,00
|
9
|
Biaya Transportasi
|
|
|
|
|
|
|
100.000,00
|
|
TOTAL
|
|
|
|
|
|
|
284.333,33
|
*) Biaya overhead perusahaan dihitung
dengan tetap mengakumulasikan selama 1 bulan produksi berjalan. Sehingga,
penyusutan selama setahun harus dibagi menjadi 12 bulan agar dapat menghitung
biaya overhead dalam 1 periode produksi.
3. Tabel Tenaga kerja langsung :
Keterangan
|
Jumlah Pekerja
|
Upah/bulan
|
Total
|
Tenaga kerja
|
2
|
800.000,00
|
1.600.000,00
|
Tabel
di bawah ini adalah bentuk pembebanan biaya tenaga kerja
langsung ke setiap pekerjaan menggunakan system seperti berikut ini.
Proses
|
Biaya
Per Proses
|
Pembelian Buah
|
100.000,00
|
Produksi
Jus
|
400.000,00
|
Penjualan
Jus
|
300.000,00
|
Maka,
untuk upah bersih tenaga kerja yang diterima oleh tenaga kerja untk mengerjakan
pekerjaan aneka jus di Bali Fruit Garden adalah sebesar Rp 800.000,00
4.3 Kalkulasi
Biaya Pesanan
Dokumen atau
prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan biaya jasa yang dikerjakan untuk
masing-masing pelanggan adalah dengan memperhitungkan biaya bahan, overhead, dan
tenaga kerja langsung.
Kartu Biaya
Pesanan dan Penentuan Harga Unit Produk
Kartu biaya pesanan Jus Bali Fruit Garden
§ Bahan langsung : 2.134.000,00
§ Tenaga kerja langsung : 1.600.000,00
§ Overhead : 284.333,33
Total biaya : 4.018.333,33
Dibagi 450 unit
Totalnya :
Rp 8.929,63
Bisa dilihat dalam kartu biaya pesanan bahwa apabila
dipilah kembali antara bahan langsung, tenaga kerja, dan overhead, total biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi selama 1 periode adalah Rp 4.018.333,33.
Sehingga jika dibagi dengan total unit yang diproduksi yakni 450 unit akan
menghasilkan harga 1 unit produk yaitu sebesar Rp 8.929,63. Pemilik usaha
memutuskan harga yang dibebankan kepada pelanggan dengan menjual produk lebih
tinggi dari biaya bahan bakunya. Seperti
yang dapat dilihat pada kalkulasi biaya pesanan bahwa harga pembuatan produk
untuk 1 unit adalah sebesarRp 8.929,63. Sedangkan harga
yang dijual adalah Rp 10.000,00. maka presentase keuntungan yang diambil untuk
menjual masing-masing produk adalah 10% dari harga penjualan.
Skedul Harga Pokok Produksi
JUICE
AT BALI FRUIT GARDEN
Skedul Harga Pokok Produksi
Bahan langsung
Persediaan awal bahan baku : 0
§ Pembelian bahan baku : Rp
2.134.000
Total
bahan baku yang tersedia :
Rp
Total
bahan baku yang digunakan :
Rp 2.134.000
Tenaga kerja langsung : Rp 1.600.000
Overhead yang dibebankan :
Rp 284.333
(+)
Barang dalam proses awal : 0
Total biaya produksi : Rp 4.018.333
Harga pokok produksi : Rp 4.018.333
Dari skedul harga pokok produksi yang
berakhir Bulan Oktober 2012.
Dapat diketahui bahwa harga pokok produksi yang didapat dari penjualan jus
yaitu sebesar Rp 4.018.333, 00
Laporan Harga Pokok Penjualan
JUICE AT BALI FRUIT GARDEN
Laporan Harga Pokok Penjualan
Persediaan
awal barang jadi :
0
Harga
pokok produksi :
Rp 4.018.333
Barang
yang tersedia untuk dijual :
Rp 4.018.333
Dari laporan
harga pokok penjualan diatas
dapat dijelaskan bahwa harga pokok penjualan adalah Rp 4.911.000,
ini dikarenakan oleh tidak adanya persediaan awal barang jadi dan
persediaan akhir barang jadi.
4.4 Analisis Titik Impas (BEP)
TFC
|
||||
1
|
Blender
|
8.333,33
|
|
|
2
|
Meja
|
25.000,00
|
|
|
3
|
Kursi
|
12.500,00
|
|
|
4
|
Pisau
|
333,33
|
|
|
5
|
Gelas
|
2.500,00
|
|
|
6
|
Sendok
|
666,67
|
|
|
7
|
Biaya listrik
|
75.000,00
|
|
|
8
|
Biaya air
|
60.000,00
|
|
|
9
|
Biaya Transportasi
|
100.000,00
|
|
|
|
TOTAL TFC
|
284.333,33
|
||
TVC
|
||||
1
|
Mangga
|
675.000,00
|
|
|
2
|
Sirsak
|
540.000,00
|
|
|
3
|
Edamame
|
460.000,00
|
|
|
4
|
Es Krim
|
80.000,00
|
|
|
5
|
Air Mineral
|
75.000,00
|
|
|
6
|
Gula
|
48.000,00
|
|
|
7
|
Es Batu
|
6.000,00
|
|
|
8
|
Sedotan
|
250.000,00
|
|
|
9
|
Tenaga
kerja
|
1.600.000,00
|
|
|
|
Total TVC
|
|
3.734.000,00
|
|
TC
|
4.018.333,33
|
|||
a.
BEP (
Rupiah )
BEP
=
=
=
= Rp 1.670.365,54
b.
BEP
(Unit)
BEP =
=
=
=
= 167 unit
·
Maka,
dapat dilihat bahwa BEP yang dihasilkan dalm rupiah dan unit masing-masing
adalah Rp 1.670.365,54
dan 167 unit. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan
sudah mampu menjual produk lebih dari target dan pendapatan yang diperoleh juga
melebihi BEP Rupiah sehingga bisa dikatakan bahwa perusahaan dikatakan sudah
mengalami keuntungan.
4.5
Analisis Biaya dan Pendapatan
Tabel
Pendapatan Penjualan Aneka Jus di Bali Fruit Garden
Jenis
Produk
|
Unit
Terjual
|
Harga
Satuan
|
Total
|
Mangga
|
150
|
10.000,00
|
1.500.000,00
|
Sirsak
|
150
|
10.000,00
|
1.500.000,00
|
Edamame
|
150
|
10.000,00
|
1.500.000,00
|
Total
|
450
|
10.000,00
|
4.500.000,00
|
1. Laba Perusahaan untuk Produksi Jus
TC = 4.018.333,33
TR = 4.500.000,00
∏ = TR – TC
= Rp 4.500.000,00 - 4.018.333,33
= Rp
481.666,67
Jadi laba
selama bulan Oktober 2013 untuk 450 unit jus tersebut adalah 481.666,67
Rp. Jadi laba untuk satu unit tempe adalah:
∏/unit : Rp 1.539.000 ÷ 450 unit = Rp 1.070,37
2. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
TC :
4.018.333,33
Hal
ini berarti usaha jus yang
dilakukan di Bali Fruit Garden layak
untuk dijalankan dan dilanjutkan. Karena, dari hasil
analisis perbandingan rasio penjualan dengan biaya yang dikeluarkan yaitu sudah
mampu di atas 1 yang berarti penjualan/ pendapatan hasil berjualan sudah mampu menutupi
biaya yang dikeluarkan dalam berproduksi.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Usaha Jus yang
ada di Bali Fruit Garden menjual jus sirsak, mangga, dan edamame. Usaha ini
sudah bergerak selama kurang lebih 10 tahun. Setelah menginput segala masukan
yang ada maka dapat diperoleh informasi biaya sebagai berikut:
a. Total biaya bahan baku sebesar Rp 2.134.000,00.
b.
Total biaya overhead sebesar Rp 284.333,00
c.
Total tenaga kerja sebesar Rp
1.600.000,00
Sehingga,
diperoleh total biaya sebesar 4.018.333,33. Sedangkan total unit yang diproduksi adalah
450 jus degan penghasilan Rp 4.500.000,00. BEP (Rp dan unit) yang dihasilkan
masing-masing adalah Rp 1.670.365,54 dan 167 unit.
R/C Ratio perusahaan tempe singaraja adalah 1,11 yang menandakan bahwa usaha tetap layak untuk dijalankan.
Pemilik usaha
memutuskan harga yang dibebankan kepada pelanggan dengan menjual produk lebih
tinggi dari biaya bahan bakunya. Seperti
yang dapat dilihat pada kalkulasi biaya pesanan bahwa harga pembuatan produk
untuk 1 unit adalah sebesarRp 8.929,63. Sedangkan harga
yang dijual adalah Rp 10.000,00. maka presentase keuntungan yang diambil untuk
menjual masing-masing produk adalah 10% dari harga penjualan.
5.2.
Saran
Saran yang
dapat diberikan kepada pemilik usaha Bali Fruit Garden adalah untuk tetap
mengembangkan usaha yang telah dijalankannya. Selain itu diharapkan adanya
perkembangan produk yang dijual agar lebih beraneka ragam dan lebih inovatif
lagi agar lebih menarik konsumen yang datang.