Jumat, 21 November 2014

ANALISIS PROYEK KELAYAKAN USAHA JUS BUAH



PERENCANAAN EVALUASI PROYEK AGRIBISNIS
ANALISIS PROYEK KELAYAKAN USAHA JUS BUAH
             
                                                         


DISUSUN OLEH :
JENETE PRISKILA MANGNGI
NM (1205315059)
                                   





PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014 / 2015





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun mikro. Krisis ini menyebabkan sektor industri dan jasa mengalami penurunan yang cukup tajam. Namun di pihak lain justru sektor pertanian masih tetap eksis. Hal ini berarti bahwa perekonomian Indonesia tidak dapat sepenuhnya tergatung pada sektor industri dan jasa saja, tetapi juga harus tergantung dari sektor pertanian. Oleh karena itu semestinya para pengambil kebijakan baik dari tingkat pusat, provinsi sampai ke tingkat kabupaten dalam pembangunan ekonomi di wilayahnya masing-masing perlu memberikan prioritas pada sektor pertanian. Sektor ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja, meningkatkan perolehan devisa, dan mampu mendorong munculnya industri yang lain (Soekartawi, 2000).  Peranan sektor pertanian tidak diragukan lagi karena sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang, papan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk, memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional, dan sebagai penghasil komoditi ekspor. Sektor pertanian uga dapat dijadikan basis dalam pengembangan kegiatan ekonomi pedesaan sehingga pendapatan masyarakat dapat meningkat melalui pengembangan usaha yang berbasis pertanian yaitu agrobisnis dan agroindustri.
Salah satu perusahaan yang memiliki laporan keuangan dengan menggunakan kalkulasi biaya proses adalah Bali Fruit Garden yang memiliki usaha aneka jus yang berlokasi di Jl. Hayam Wuruk  No.168, Denpasar. Berikut ini adalah laporan analisis kelayakan perusahaan , analisis keuangan beserta Break Even Point perusahaan.






1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah laporan ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana gambaran umum perusahaan Bali Fruit Garden?
2.      Bagaimana pengkajian dan pencacahan antara biaya bahan langsung, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja?
3.      Berapa besar Break Even Point yang dihasilkan perusahan Bali Fruit Garden dalam  1 bulan tahun?
4.      Apakah perusahaan Bali Fruit Garden layak untuk diusahakan ditinjau dari
aspek financial dan aspek ekonomi.

1.3       Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diangkat pada makalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan Bali Fruit Garden.
2.      Untuk mengetahui pengkajian dan pencacahan antara biaya bahan langsung, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja.
3.      Untuk mengetahui besar Break Even Point yang dihasilkan perusahan Bali Fruit Garden dalam  1 bulan
4.      Untuk mengetahui apakah perusahaan Bali Fruit Garden layak untuk diusahakan ditinjau dari aspek financial dan aspek ekonomi. 





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian evaluasi proyek

Pengertian ProyekSuatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) diwaktu yang akan datang, yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu unit dimana biaya maupun hasilnya dapat diukur.
Proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2 (dua) tujuan yaitu :
Komersil
Bertujuan komersil (mendapat untung) langsung dalam bentuk uang, ialah kegiatan dibidang produksi misalnya pertanian, perkebunan, industri dan sebagainya.
Tidak Komersil
Tidak komersil ialah kegiatan dibidang kepentingan umum seperti pengadaan prasarana fisik seperti Waduk, Jalan, dan sebagainya.Evaluasi Proyek Bertujuan untuk memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, sehingga diperlukan sekali adanya pemilihan antara berbagai macam proyek.
Evaluasi proyek menekankan pada 2 (dua) macam analisis yaitu :
Analisis Finansil
  • Apabila proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya didalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek.Dalam analisis ini sangat diperhatikan hasil untuk modal saham (Equity Capital) yang ditanam dalam proyek yaitu hasil yang harus diterima oleh para petani, pengusaha swasta, badan usaha pemerintah atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansil ini sering disebut "PRIVATE RETURNS"

Analisis Ekonomis
  • Dimana proyek dilihat dari segi perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisa ekonomi yang diperhatikan ialah hasil keseluruhan berupa produktivitas atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat, atau perekonomian secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil dari proyek tersebut. Hasil ekonomi ini disebut "The Social Returns" atau "The Economic Returns".

Beberapa unsur yang berlainan penilaiannya dalam kedua macam analisis tersebut ialah :
Harga
  • Dalam analisa finansil selalu dipakai harga pasar (market price), sedangkan dalam analisis ekonomis digunakan harga bayangan (shadow price) atau disebut juga "accounting prices" yang menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomis yang sesungguhnya (the true social of economic value) daripada unsur-unsur biaya maupun hasil/manfaat Pembayaran Transfer

Pajak
  • Dalam analisa ekonomis, pajak tidak dikurangi dalam perhitungan benefit daripada proyek. Pajak adalah bagian daripada hasil bersih proyek yang diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan bagi masyarakat sebagai keseluruhan, karenanya tidak dianggap biaya.

Subsidi
  • Subsidi sesungguhnya adalah suatu transfer payment dari masyarakat kepada proyek sehingga dalam analisa :

- Finansil : mengurangi biaya proyek, jadi menambah benefit.
- Ekonomis : harga pasar harus disesuaikan untuk menghilangkan efek dari subsidi. Jika subsidi menurunkan harga barang input, maka besarnya subsidi harus ditambahkan pada harga barang input tersebut.
Bunga
Analisis Ekonomi
Bunga modal tidak dipisahkan/dikurangi dari hasil bruto. Kecuali Social opportunity Cost of Capital (OCC) dari investasi tersebut dianggap terdiri dari arus pelunasan hutang + bunganya maka diperhitungkan sebagai biaya (dikurangkan dari hasil bruto)
Analisis Finansil
Bunga yang dibayarkan kepada orang-orang luar yang meminjamkan kepada proyek dan dianggap cost sehingga dikurangkan dari hasil bruto sebelum diperoleh arus benefit.
Bunga tidak dianggap sebagai biaya, karena bunga merupakan bagian dari financial returns yang diterima modal proyek.
Pengaruh Inflasi terhadap Benefit dan Biaya
Laju inflasi akan menyebabkan semakin besarnya ukuran benefits yang dinyatakan dalam uang atas harga dasar yang berlaku, dipihak lain terjadi pula dalam biaya. Pada hal tujuan dasar dari evaluasi proyek ialah menentukan bagaimana cara menggunakan sumber-sumber yang ada demi memaksimumkan kenikmatan masyarakat terhadap barang dan jasa yang riil dalam waktu mendatang. Jadi baik arus benefit maupun biaya hendaknya diukur atas dasar tingkat harga umum yang berlaku tetap pada waktu diambil keputusan tentang dilaksanakannya proyek. Cuma seberapa jauh diduga bahwa perkembangan harga pada unsur benefit atau biaya tertentu akan menyimpang dari laju kenaikan harga umum, sehingga pengukuran terhadap unsur-unsur tersebut hendaknya memperhitungkan penyimpangan tersebut.
Kriteria Investasi
Untuk mendapatkan gambaran-gambaran yang rasional dari sesuatu proyek untuk diputuskan dapat atau tidaknya dibiayai dalam program, telah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-indeks tersebut disebut Kriteria Investasi.
Jenis kriteria investasi tersebut adalah :
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Profitability Ratio (PR = PV’/K)

2.2.  Karakteristik Biaya Pesanan
Karakteristik Biaya Pesanan  
-          Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima.
-          Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan.
-          Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan.
-          Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan selesai.
-          Biaya per-unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi yang terdiri dari: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan dengan total unit yang dipesan.
-          Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan biaya normal.
-          Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung diserahkan pada pemesan

2.3  Break Event Point

 BEP adalah suatu tehnik analisa untukmempelajari hubungan biaya tetap, biaya variabel, laba dan volume kegiatan penjualan. Menurut Sutrisno ( 2000 : 216 ) BEP adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. Ditinjau dari Segi Kuantitas Produksi, BEP adalah analisa yang digunakan untuk menentukan berapa jumlah produk ( Rupiah atau unit keluaran ) yang dihasilkan agar perusahaan tidak rugi dan tidak untung.
Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
·         Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
·         Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
·         Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
·     Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.




BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
a.       Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bali Fruit Garden yang beralamat di jalan Hayam Wuruk 168 Denpasar .
b.        Waktu penelitian:
Dilakukan pada hari Minggu, 28 MEI 2014  bersama  pemilik usaha Bali Fruit Garden.

3.2. Jenis dan Sumber Data
a.       Jenis data menurut sifatnya
1)      Data Kuantitatif yaitu :
Data berbentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung jumlahnya.
2)      Data Kualitatif yaitu :
Data yang bersifat keterangan yang dapat memberikan gambaran terhadap permasalahan yang dibahas dalam penelitian, meliputi sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.
Jenis data menurut sumbernya
1)      Data Primer yaitu :
Data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati, dicatat untuk pertama kalinya oleh penulis dari narasumber langung atau pemilik usaha.
2)      Data Sekunder yaitu :
Data yang diperoleh dari media atau jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter.

3.3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu :
a.       Observasi adalah :
Cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti.
b.      Wawancara adalah :
Cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan manajer perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan usaha jus di perusahaan tersebut.

3.4. Metode Penentuan Sampel
Adapun yang menjadi sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pemilik dari usaha jus
3.5. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini ditabulasikan dan dianalisa secara:
3.5.1  Analisa dengan menggunakan  R/C (Return cost rtio), untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usaha jusdengan rumus:
A = R/C
R = Py.Y
C = FC+VC
a = {(Py.Y)/(FC+VC)}
Keterangan:
A = nilai R/C
R = penerimaan
C = biaya
Py = harga output
Y = output
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
Krieria:
v  Apabila R/C ratio > 1, berarti usaha tersebut menguntungkan untuk diusahakan.
v  Apabila R/C ratio  1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan dan perlu adanya pembenahan.

3.5.2  Kalkulasi Biaya Pesanan
Kalkulasi biaya pesanan dicari dengan Kartu Biaya Pesanan, Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Harga Pokok Penjualan, Laporan Laba Rugi Perusahaan, serta Ayat Jurnal Perusahaan.
3.5.3 Analisis Titik Impas (BEP)
Break Even Point merupakan suatu keadaan dimana antara penjualan sama dengan biaya yang disebut juga Analisis Titik Pulang Pokok, Cost Profit Volume and Analysis (CPVA). TR = TC Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak pula menderita rugi dikeluarkan dalam proses produksi.
Cara menghitung BEP:
        BEPRUPIAH            =         
                 
                   BEPUNIT                =
     Keterangan:
TFC          = Total Biaya Tetap
TVC         = Total Biaya Variabel
Kriteria penilaian BEP:Apabila produksi lebih dari titik impas maka usaha tersebut akan memperoleh keuntungan. Begitu pula sebaliknya bila kurang dari titik impas maka usaha tersebut akan merugi.

3.5.4  Analisis Biaya dan Pendapatan
Analisis Biaya dan Pendapatan merupakan sutu perhitungan yang mencari jumlah biaya total dan penerimaan total yang diperoleh oleh perusahaan. Mencari biaya total dapat dilakukan dengan cara:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC            : Total Cost (Biaya Total)
TFC          : Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
TVC         : Total Variable Cost (Biaya Variabel Total)
Sedangkan dalam mencari nilai penerimaan total perusahaan dapat dicari dengan rumus:
TR = PxQ
Keterangan:
TR : Total Revenue (Penerimaan Total)
P   : Price per Unit (Harga per unit)
Q  : Quantity (Jumlah Produksi)
Selain penerimaan dan biaya, ada juga laba atau keuntungan atau penerimaan bersih. Cara mencarinya yaitu:
∏ = TR – TC
Keterangan:
∏  : Laba
TR            : Total Revenue (Penerimaan Total)
TC            : Total Cost (Biaya Total)





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Bali Fruit Garden . Berikut adalah gambaran umum perusahaan.
Nama Perusahaan  :  Bali Fruit Garden
Alamat Usaha        :  Jl. Hayam Wuruk  No.168, Denpasar
Nama Pemilik        : I Made Sumertana
Jenis Usaha            : Jus Sirsak, Mangga, dan Edamame
Tahun Pendirian    : 26 Oktober 2005
Deskripsi Singkat:
            Bali Fruit Garden adalah usaha agribisnis yang menjual Aneka Jus seperti Jus Mangga, Sirsak, serta Edamame yang beralamat di jalan Hayam Wuruk 168 Denpasar . Usaha ini berdiri sejak tahun 26 oktober 2005 yang didirikan oleh pak Made Sumertana.
         Terbentuknya Bali Fruit Garden ini berawal dari hobi sang pemilik yang sering menanam tanaman di lingkungan rumah selain itu adanya keinginan untuk membangun suatu usaha agribisnis. Sehingga beliau membuka usaha menjual buah sirsak, mangga, serta edamame dalam bentuk olahan jus. Jus mangga, sirsak, dan edamame ini sangat diminati oleh semua orang terutama kalangan orang tua karena khasiat dan kombinasi yang diberikan sangat diminati oleh konsumen yang datang ke lokasi penjualan yaitu di Bali Fruit Garden.

4.2 Biaya Produk
            Biaya dikelompokkan ke dalam 2 kategori fungsional utama : produksi dan nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum.
            Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan kadangkala ditempatkan dalam satu kategori umum yang disebut biaya penjualan. Biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori kedua yang disebut biaya administrasi. Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut biaya manufaktur dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Hanya ketiga unsur inilah yang dapat dibebankan ke produk untuk pelaporan keuangan eksternal.
            Maka, adapun pengelompokkan biaya Aneka Jus di Bali Fruit Garden adalah sebagai berikut yang di hitung per bualan:
1.         Tabel Biaya bahan langsung :
No
Bahan Produksi
Unit/tahun
Harga Satuan
Total



Kg
Pak
Galon

1
Mangga
540
          15.000,00


8.100.000
2
Sirsak
540
          12.000,00


6.480.000
3
Edamame
240

        23.000,00

5.520.000
4
Es Krim
48

        20.000,00

960.000
5
Air Mineral
60


             15.000,00
900.000
6
Gula
96
            6.000,00


576.000
7
Es Batu
72
            1.000,00


72.000
8
Sedotan
6000

             500,00

300.000

TOTAL




22.908.000

*) Adapun jumlah biaya yang ada dalam tabel di atas dapat diakumulasikan ke dalam  biaya bahan baku selama 1 periode produksi berjalan. Dimana perhitungan biaya bahan baku  dilakukan selama kurun waktu 1 bulan sekali. Dapat dilihat bahwa total biaya bahan baku sebesar Rp 2.134.000,00.
           



2.             Tabel Biaya Overhead  :
No
Ket
Jumlah
Umur
Umur
Harga
Biaya



Ekonomis(th)
Pemakaian (th)
Beli
Jual
Penyusutan (Rp/th)
Overhead (Rp/Bln)
1
Blender
1
10
2
 1.500.000,00
           500.000,00
              100.000,00
                         8.333,33
2
Meja
4
10
2
 5.000.000,00
         2.000.000,00
              300.000,00
                       25.000,00
3
Kursi
12
10
2
 2.500.000,00
         1.000.000,00
              150.000,00
                       12.500,00
4
Pisau
1
5
2
      20.000,00
0
                  4.000,00
                             333,33
5
Gelas
20
10
2
    400.000,00
               100.000,00
                      30.000,00
                         2.500,00
6
Sendok
10
15
2
      100.000,00
                  20.000,00
                  8.000,00
                             666,67
7
Biaya listrik
-
-
-
-
-
-
                       75.000,00
8
Biaya air
-
-
-



                       60.000,00
9
Biaya Transportasi






                     100.000,00

TOTAL






                     284.333,33

*) Biaya overhead perusahaan dihitung dengan tetap mengakumulasikan selama 1 bulan produksi berjalan. Sehingga, penyusutan selama setahun harus dibagi menjadi 12 bulan agar dapat menghitung biaya overhead dalam 1 periode produksi. 




3. Tabel Tenaga kerja langsung       :
Keterangan
Jumlah Pekerja
Upah/bulan
Total
Tenaga kerja
2
  800.000,00
   1.600.000,00
Tabel di bawah ini adalah bentuk pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan menggunakan system seperti berikut ini.
Proses
Biaya Per Proses
Pembelian Buah
              100.000,00
Produksi Jus
              400.000,00
Penjualan Jus
              300.000,00
Maka, untuk upah bersih tenaga kerja yang diterima oleh tenaga kerja untk mengerjakan pekerjaan aneka jus di Bali Fruit Garden adalah sebesar Rp 800.000,00
4.3  Kalkulasi Biaya Pesanan
Dokumen atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan biaya jasa yang dikerjakan untuk masing-masing pelanggan adalah dengan memperhitungkan biaya bahan, overhead, dan tenaga kerja langsung.
Kartu Biaya Pesanan dan Penentuan Harga Unit Produk



                      Kartu biaya pesanan Jus Bali Fruit Garden
§  Bahan langsung                 : 2.134.000,00
§  Tenaga kerja langsung       : 1.600.000,00      
§  Overhead                          : 284.333,33
Total biaya                              : 4.018.333,33
Dibagi 450 unit                                        
Totalnya                                  : Rp 8.929,63       



Bisa dilihat dalam kartu biaya pesanan bahwa apabila dipilah kembali antara bahan langsung, tenaga kerja, dan overhead, total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi selama 1 periode adalah Rp 4.018.333,33. Sehingga jika dibagi dengan total unit yang diproduksi yakni 450 unit akan menghasilkan harga 1 unit produk yaitu sebesar Rp 8.929,63. Pemilik usaha memutuskan harga yang dibebankan kepada pelanggan dengan menjual produk lebih tinggi dari  biaya bahan bakunya. Seperti yang dapat dilihat pada kalkulasi biaya pesanan bahwa harga pembuatan produk untuk 1 unit adalah sebesarRp 8.929,63. Sedangkan harga yang dijual adalah Rp 10.000,00. maka presentase keuntungan yang diambil untuk menjual masing-masing produk adalah 10% dari harga penjualan.

Skedul Harga Pokok Produksi
              
JUICE AT BALI FRUIT GARDEN
Skedul Harga Pokok Produksi
Periode yang Berakhir Oktober 2013
                   Bahan langsung
                        Persediaan awal bahan baku                             :         0
§  Pembelian bahan baku                                      :         Rp 2.134.000
                            Total bahan baku yang tersedia                    :         Rp
                            Bahan baku akhir                                          :         0
                            Total bahan baku yang digunakan                :         Rp 2.134.000
       Tenaga kerja langsung                                            :        Rp 1.600.000
       Overhead yang dibebankan                                :         Rp   284.333
                       Biaya produksi berjalan                                     :         Rp 4.018.333  
       (+) Barang dalam proses awal                                :         0
                       Total biaya produksi                                          :         Rp 4.018.333
                   (-) Barang dalam proses akhir                                :         0
                       Harga pokok produksi                                       :         Rp 4.018.333



Dari skedul harga pokok produksi yang berakhir Bulan Oktober 2012. Dapat diketahui bahwa harga pokok produksi yang didapat dari penjualan jus yaitu sebesar Rp 4.018.333, 00




Laporan Harga Pokok Penjualan
 


  JUICE AT BALI FRUIT GARDEN
   Laporan Harga Pokok Penjualan
      Untuk Bulan yang Berakhir Desember 2013
           
                  Persediaan awal barang jadi                                    :         0
                               Harga pokok produksi                                :         Rp 4.018.333
                  Barang yang tersedia untuk dijual                          :         Rp 4.018.333
                  (-) Persediaan akhir barang jadi                              :         0
                               Harga pokok yang disesuaikan                  :         Rp 4.018.333




Dari laporan harga pokok penjualan diatas dapat dijelaskan bahwa harga pokok penjualan adalah Rp 4.911.000,  ini dikarenakan oleh tidak adanya persediaan awal barang jadi dan persediaan akhir barang jadi.
 4.4 Analisis Titik Impas (BEP)
TFC
1
Blender
                       8.333,33

2
Meja
                    25.000,00

3
Kursi
                    12.500,00

4
Pisau
                          333,33

5
Gelas
                       2.500,00

6
Sendok
                          666,67

7
Biaya listrik
                    75.000,00

8
Biaya air
                    60.000,00

9
Biaya Transportasi
                  100.000,00


TOTAL TFC
      284.333,33
TVC
1
Mangga
             675.000,00

2
Sirsak
             540.000,00

3
Edamame
             460.000,00

4
Es Krim
               80.000,00

5
Air Mineral
               75.000,00

6
Gula
               48.000,00

7
Es Batu
                 6.000,00

8
Sedotan
             250.000,00

9
Tenaga kerja
              1.600.000,00


Total TVC

  3.734.000,00
TC
  4.018.333,33
















a.      BEP ( Rupiah )
BEP     =                                  
            =
             =         
         = Rp 1.670.365,54
b.       BEP (Unit)
BEP =
           =
            =
          =
          = 167 unit

·         Maka, dapat dilihat bahwa BEP yang dihasilkan dalm rupiah dan unit masing-masing adalah Rp 1.670.365,54 dan 167 unit. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan sudah mampu menjual produk lebih dari target dan pendapatan yang diperoleh juga melebihi BEP Rupiah sehingga bisa dikatakan bahwa perusahaan dikatakan sudah mengalami keuntungan.

4.5  Analisis Biaya dan Pendapatan
Tabel Pendapatan Penjualan Aneka Jus di Bali Fruit Garden
Jenis Produk
Unit Terjual
Harga Satuan
Total
Mangga
150
                     10.000,00
       1.500.000,00
Sirsak
150
                     10.000,00
       1.500.000,00
Edamame
150
                     10.000,00
       1.500.000,00
Total
450
                     10.000,00
       4.500.000,00

1.      Laba Perusahaan untuk Produksi Jus
TC = 4.018.333,33
TR = 4.500.000,00
  = TR – TC
      = Rp 4.500.000,00 - 4.018.333,33
      = Rp 481.666,67
Jadi laba selama bulan Oktober 2013 untuk 450 unit jus  tersebut adalah 481.666,67  Rp. Jadi laba untuk satu unit tempe  adalah:
/unit :  Rp 1.539.000 ÷ 450 unit = Rp 1.070,37

2.      Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
             TC    :   4.018.333,33
                   
                            
      
Hal ini berarti usaha jus  yang dilakukan  di Bali Fruit Garden layak untuk dijalankan dan dilanjutkan. Karena, dari hasil analisis perbandingan rasio penjualan dengan biaya yang dikeluarkan yaitu sudah mampu di atas 1 yang berarti penjualan/ pendapatan hasil berjualan sudah mampu menutupi biaya yang dikeluarkan dalam berproduksi.
           




BAB V
PENUTUP
5.1.        Kesimpulan
Usaha Jus yang ada di Bali Fruit Garden menjual jus sirsak, mangga, dan edamame. Usaha ini sudah bergerak selama kurang lebih 10 tahun. Setelah menginput segala masukan yang ada maka dapat diperoleh informasi biaya sebagai berikut:
a.       Total biaya bahan baku sebesar Rp 2.134.000,00.
b.      Total biaya overhead sebesar Rp 284.333,00
c.       Total tenaga kerja sebesar Rp 1.600.000,00
Sehingga, diperoleh total biaya sebesar 4.018.333,33. Sedangkan total unit yang diproduksi adalah 450 jus degan penghasilan Rp 4.500.000,00. BEP (Rp dan unit) yang dihasilkan masing-masing adalah Rp 1.670.365,54 dan 167 unit.
R/C Ratio perusahaan tempe singaraja adalah 1,11 yang menandakan bahwa usaha tetap layak untuk dijalankan.
Pemilik usaha memutuskan harga yang dibebankan kepada pelanggan dengan menjual produk lebih tinggi dari  biaya bahan bakunya. Seperti yang dapat dilihat pada kalkulasi biaya pesanan bahwa harga pembuatan produk untuk 1 unit adalah sebesarRp 8.929,63. Sedangkan harga yang dijual adalah Rp 10.000,00. maka presentase keuntungan yang diambil untuk menjual masing-masing produk adalah 10% dari harga penjualan.

5.2.        Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pemilik usaha Bali Fruit Garden adalah untuk tetap mengembangkan usaha yang telah dijalankannya. Selain itu diharapkan adanya perkembangan produk yang dijual agar lebih beraneka ragam dan lebih inovatif lagi agar lebih menarik konsumen yang datang.